Selasa, 09 Januari 2024

Belajarlah Dengan Guru

Guru Adalah Orang Yang Bisa Mengajari Kita Secara Teknis & Intens.
Setidaknya Seorang Guru Mempunyai 3 Kriteria diantaranya ; 
Pertama ; Terakses
Seorang Guru Selalu Punya Waktu Kapanpun Kita Mau Belajar atau Bertanya.
Terkadang Kita Saja Yang Tidak Punya Waktu.
Kedua ; Teruji
Seorang Guru Adalah Orang Yang Sudah Sangat Teruji Tentang Pertanyaan² Kita. Coba Kita Lihat Bagaimana Tekun, Gigih dan Semangatnya Mereka Dulunya Belajar Sama Gurunya, Sehingga Sekarang begitu Mapannya Guru-guru Tersebut Dalam Keilmuannya.
Ketiga ; Tulus
Ilmu Yang Diajarkan Seorang Guru dan Kita Terapkan Dalam Kehidupan Ibadah Kita Sehari² Itu Semuanya Tanpa Pamrih Dari Seorang Guru.

Imam Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Hambali Para Pemimpin Mazhab Ahlus Sunnah Waljamaah, Bacalah Biografinya, Para imam Tersebut Juga Tak Terlepas Dari Para Gurunya Sehingga Sampai Pada Derajatnya Tersebut.


Belajar Tanpa Guru Ibarat Travelling Tanpa Peta dan Pemandu.
Yang Akan Kita Dapatkan Adalah Tersesat Dan Menghabiskan Waktu Dalam Perjalanan Yang Tiada Akhirnya.

Minggu, 01 Desember 2019

BAIK DI SISI ALLAH

لايلزم أن تكون وسيما لتكون جميلا
ولا مداحا لتكون محبوبا
ولا غنيا لتكون سعيدا
يكفي أن ترضي ربك وهو سيجعلك عند الناس جميلا و محبوبا و سعيدا
لو أصبت تسعة وتسعون وأخطأت مرة واحدة
لعاتبوك بالواحدة وتركوا ذلك تسعة وتسعون
هؤلاء هم البشر
و لو أخطأت تسعة وتسعون مرة وأصبت مرة
لـغفر الله ذلك تسعة وتسعون وقبل الواحدة
ذاك هو ربنا
ﺍﻟﻠﻬﻢ إنا نعوﺫ ﺑﻚ ﺍﻥ نكوﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻠﻴﺤﺎ ﻭ ﻋﻨﺪﻙ ﻗﺒﻴﺤﺎ
( الحبيب عمر بن محمد بن حفيظ )


Untuk menjadi indah kamu tidak harus tampan

Untuk menjadi seseorang yang disukai kamu tidak harus menjadi orang yang banyak memuji

Untuk menjadi seseorang yang bahagia kamu tidak harus kaya raya

Cukup dengan engkau membuat Tuhanmu ridho kepadamu maka DIA akan menjadikanmu di sisi manusia sebagai orang yang indah dan disukai serta bahagia

Jika engkau berbuat benar sebanyak 99 kali dan berbuat salah 1 kali saja maka manusia akan memarahimu karena sebab 1 kesalahan itu dan akan melupakan 99 kebaikan, mereka adalah manusia

Dan jika engkau berbuat salah 99 kali dan 1 kali berbuat benar niscaya Allah akan ampuni 99 kesalahanmu dan menerima 1 kebaikanmu, Dialah Allah Tuhan kita

Ya Allah kami berlindung denganmu untuk tidak menjadi baik di sisi manusia namun buruk di sisimu.

(Al-Habib Umar bin Hafidz)

Kamis, 28 November 2019

مسألة

【 من عمل بما يخالف المذهب جاهلا 】

من عمل عملا يبطل عبادته على مذهب الشافعي وكان العامل جاهلا وكان له في المذاهب الأخرى المعتبرة مخرجا يصحح عبادته فما موقف المفتي في مثل هذه الحالة ؟
● قال الشرواني في حاشيته على التحفة
( قال الشيخ منصور الطبلاوي سئل شيخنا سم عن امرأة شافعية المذهب طافت للإفاضة بغير سترة معتبرة جاهلة بذلك أو ناسية ثم توجهت إلى بلاد اليمن فنكحت شخصا ثم تبين لها فساد طوافها فأرادت أن تقلد أبا حنيفة لتصير به حلالا وتتبين صحة النكاح وحينئذ فهل يصح ذلك ويتضمن صحة التقليد بعد العمل فأفتى بالصحة وأنه لا محذور في ذلك ولما سمعت عنه ذلك اجتمعت به، فإني كنت أحفظ عنه خلافه في العام الذي قبله فقال هذا هو الذي اعتقده وأفتى به بعض الأفاضل أيضا تبعا له، وهي مسألة مهمة كثيرة الوقوع وأشباهها ومراده بأشباهها كل ما كان مخالفا لمذهب الشافعي مثلا، وهو الصحيح على بعض المذاهب المعتبرة فإذا فعله على وجه فاسد عند الشافعي وصحيح عند غيره ثم علم بالحال جاز له أن يقلد القائل بصحته فيما مضى وفيما يأتي فتترتب عليه أحكامه فتنبه له، فإنه مهم جدا وينبغي أن إثم الإقدام باق حيث فعله عالما ع ش)

Sabtu, 15 Desember 2018

Nasehat bagi Pencari ilmu


قال عمر رضي الله عنه :

لا تتعلم العلم لثلاث ولا تتركه لثلاث ؛
لا تتعلمه لِتُمارِيَ به، ولا لِتُباهِيَ به، ولا لِتُرائِيَ به.
ولا تَتْرُكْه حَيَاءً مِن طَلَبه، ولا زَهَادَةً فِيْه، ولا رَضًا بِالجَهْل مِنه

Berkata sahabat Umar bin Khothob RA :

Jangan kamu mempelajari ilmu karena 3 hal, dan jangan kamu meninggalkan mempelajari ilmu dikarenakan 3 hal! :

*jangan kamu mempelajari ilmu* karena :

• *hanya untuk berdebat*
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia dalam posisi benar, maka akan dibangunkan rumah di surga teratas.
Orang yang berdebat biasanya hanya untuk kesombongan ilmu serta ingin menghinakan orang lain. Maka hal ini tidak lah terpuji dan termasuk dosa.
Orang yang suka berdebat akan menghilangkan kewibawaan dirinya.
Yang mengherankan justru banyak di pondok pesantren, berdebat ini dijadikan materi pelajaran. Santri yang paling pandai berdebat walaupun dengan hati sombong, di banggakan dan dijadikan duta keilmuan.
Lihatlah ulama-ulama dahulu, walaupun ilmunya seluas samudera tetapi lebih banyak diam dan tawadhu'.

• *hanya untuk membanggakan diri dengan ilmunya*.
Kebanggaan diri adalah termasuk kebodohan, karena hakekatnya yang memberikan ilmu adalah Allah dan tidak pantas bagi makhluq untuk tinggi hati.
Yang lebih parah, jika ada orang yang baru mengerti ilmu, sudah berani mengkritik para ulama, mengkritik imam syafii, imam ghozali, dan para wali Allah. Dia sudah menganggap dirinya lebih dari para ulama tersebut. Maka inilah kelucuan.

• *hanya untuk pamer atau riya*.
Dengan tendensi mendapat kedudukan, pujian, dan pemberian materi dari manusia.
Bertambahnya ilmu tidak menambahkan ikhlas, tawadhu', khusyuk, dan tawakkal kepada Allah.
Bahkan dikatakan : siapapun *guru, ustadz yang mengetahui bahwa santrinya itu kemungkinan akan menjadi ulama yang buruk, maka dilarang mengajarkan ilmu kepada nya*, hal itu termasuk membantu dalam merobohkan agama islam.

Jangan kamu meninggalkan mempelajari ilmu dikarenakan 3 alasan :

• *karena malu untuk mencari ilmu*.
Sifat malu sebagaimana dalam sabda Rosululloh SAW adalah pasti menuju kebaikan. Malu karena tidak banyak ibadah, malu karena mempertontonkan aurot, malu karena tidak mengerti ilmu agama, itu adalah malu yang tepat. Namun jika malu untuk bergabung di majelis ilmu, malu bertanya kepada par ulama, atau malu karena sudah berusia tua, maka ini tidak tepat.
Malulah....jika anda ditanya oleh anak anda tentang syarat-syarat wudhu' tetapi anda tidak dapat menjawabnya!

• *karena merasa ilmunya sudah cukup*.
Sifat ini menyebabkan ilmu seorang tidak dapat berkembang.
Jangan merasa udah belajar di pondok, di Hadromaut, di Mesir, telah berguru ke guru fulan ke Habib fulan, hingga tidak mau lagi hadir majelis-majelis ilmu.
Bisa jadi ilmu dia akan kalah dengan muridnya yang semakin berkembang sesuai dengan keadaan zaman.

• *karena merasa puas dengan kebodohannya*.
Dia malas dan tidak ada usaha dalam urusan ilmu. Lebih parahnya jika diapun ridho atau puas melihat anak-anaknya juga bodoh masalah ilmu agama.
Ini bukan sifat orang tua, dia menjerumuskan keluarganya kedalam kesesatan.

(Ihya Ulumiddin, jilid III, bab : afat al lisan)

Jumat, 22 Desember 2017

Donor darah muslim

Para ulama sepakat bahwa darah adalah benda najis. Semua imam mazhab menyatakan hal yang sama dalam hal ini.

Namun mereka mengatakan bahwa darah yang najis itu adalah darah yang keluar dari dalam tubuh kita. Sedangkan darah yang ada di dalam tubuh dan sedang bekerja menyebarkan makanan, oksigen dan lainnya, tidak dikatakan sebagai najis.

Sebab kalau darah di dalam tubuh kita dinyatakan najis, berarti tubuh kita pun najis juga jadinya. Dan kalau tubuh kita najis, bagaimana kita shalat, thawaf dan sebagainya?

Di sisi lain, para ulama juga menyatakan bahwa tubuh manusia, kafir atau muslim, tidak termasuk benda najis. Kalau pun ada ungkapan di dalam Al-Quran tentang kenajisan orang kafir, maka para ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan najis di dalam ayat itu bukan najis secara hakiki, namun najis secara majazi.

Mengapa para ulama mengatakan demikian?

Karena melihat konteks ayat itu yang sedang menjelaskan keharaman orang kafir memasuki wilayah tanah haram di Makkah. Maka ketika orang-orang musyrik itu dikatakan najis, adalah makna majazi. Seolah-olah mereka itu benda najis yang tidak boleh memasuki wilayah yang suci.

Tapi pada hakikatnya tubuh orang kafir bukan benda najis. Buktinya mereka tetap dibolehkan masuk ke dalam masjid-masjid mana pun di dunia ini, kecuali masjid di tanah haram.

Kalau tubuh orang kafir dikatakan najis, maka tidak mungkin Abu Bakar minum dari satu gelas bersama dengan orang kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah, maka kita akan masuk ke dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur.

Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia) hukumnya suci, termasuk su'ur orang kafir.

Maka hukum darah orang kafir yang dimasukkan ke dalam tubuh seorang muslim tentu bukan termasuk benda najis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari tubuh, saat itu darah itu memang najis. Dan kantung darah tentu tidak boleh dibawa untuk shalat, karena kantung darah itu najis.

Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh seseorang, maka darah itu sudah tidak najis lagi.

Dan darah orang kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang muslim juga tidak najis.

Sehingga hukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika seorang muslim menerima transfusi darah dari donor yang tidak beragama Islam.

Jumat, 08 Desember 2017

Mutiara Hikmah Syeikh Ibnu Athaillah Al-sakandary

"Gurumu adalah orang yang engkau belajar darinya bukan dari orang yang engkau pernah mendengar darinya."

"Gurumu bukanlah orang yang ucapannya menyapamu namun adalah orang yang petunjuknya mengalir dalam dirimu"

"Gurumu bukanlah yang mengajakmu kedepan pintu, melainkan yang telah tersingkap (menyingkap) hijab antara engkau dan dia."

"Gurumu bukanlah orang yang mengarahkanmu dengan perkataannya ,tapi dengan halnya  (keadaannya )"

"Gurumu adalah  yang melepaskanmu dari belenggu Hawa nafsu, dan bersamamu menuju Allah SWT."

"Gurumu ialah yang menjernihkan cerminan hatimu hingga cahaya tuhanmu menjadi jelas didalamnya. Ia memotivasimu menuju Allah , Maka  engkau bangkit menuju padaNya , dan  menyertaimu hingga  sampai padaNya, ia selalu berdekatan denganmu hingga ia membawamu ke hadapanNya, kemudian ia masuk bersamamu kedalam cahaya hadiratNya, lalu ia berkata : inilah engkau bersama tuhanmu."

SENIN, ADA APA DENGANMU ?

SENIN, ADA APA DENGANMU ?

💐 Sudah kita ketahui bersama bahwa Baginda Rasulillah ﷺ dilahirkan pada hari Senin, 12 R. Awal Tahun Gajah. Al-Hafidz An-Nawawi menjelaskan

واتفقوا أنه ولد يوم الإثنين فى شهر ربيع الأول

Para Ulama sepakat bahwa Baginda Rasulillah ﷺ dilahirkan pada hari Senin. [Syarah Muslim, juz 15 hal. 100]

Diriwayatkan dari Sayyidina Ibnu Abbas, Beliau berkata :

ولد رسول الله ﷺ عام الفيل (رواه البزار والطبراني فى الكبير ورجاله موثقون)

Baginda Rasulillah ﷺ dilahirkan pada tahun Gajah. (HR. Bazzar dan Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir dg para perawi yg bisa dipercaya). [al-Haitsamy, Majma'uz Zawaid, juz 1 hal. 463 no. 952]

Sungguh bukanlah suatu kebetulan Baginda ﷺ dilahirkan pada hari senin, sudah barang tentu karena hari senin adalah hari yg sangat istimewa agungnya sehingga dipilih oleh Allah subhanahu Wa ta'ala sebagai hari kelahiran makhluk yg paling dikasihi-Nya, Baginda Rasulillah ﷺ.

Masih ingatkah kita kenapa hari Jum'at menjadi Sayyidul Ayyam ? alasannya karena Nabi Adam dilahirkan dihari Jum'at. Jika karena alasan itu Jum'at menjadi Sayyidul Ayyam, bagaimana agungnya hari senin yg menjadi hari dilahirkannya Sayyidul Anbiya' Wal Mursalin, Baginda Rasulillah ﷺ ?

Berangkat dari hal inilah Sayyid Muhammad Amin Kutby menorehkan bait-bait syairnya yg berbunyi

يا ليلة الإثنين ماذا صافحت
يمناك من شرف أشم ومن غنى

Wahai Malam Senin, apakah gerangan yang engkau jabat dengan tangan kananmu dari kemuliaan dan kekayaan yg begitu semerbak?

كل الليالي البيض فى الدنيا لها
نسب إليك فأنت مفتاح السنا

Seluruh malam-malam yg putih berkilauan di jagat raya ini punya hubungan nasab denganmu. Maka engkaulah pembuka keagungan.

فالقدر والأعياد والمعراج من
حسناتك اللاتي بهرن الأعينا

Malam Lailatul Qadar, Malam Hari Raya dan dan Malam Mi'raj adalah buah dari kebaikan-kebaikan-mu yang membuat mata terkagum-kagum memandangnya.

Bahkan tidak berhenti di situ, diriwayatkan dari Hanasy as-Shan'ani bahwa Sayyidina  Ibnu Abbas berkata :

ولد رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم الاثنين ، واستنبئ يوم الاثنين ، وتوفي يوم الإثنين ، وخرج مهاجرا من مكة إلى المدينة يوم الاثنين ، وقدم المدينة يوم الاثنين ، ورفع الحجر الأسود يوم الاثنين

Rasul ﷺ dilahirkan pada hari senin, diangkat menjadi Nabi pada hari senin, beliau wafat pada hari senin, berhijrah dari mekkah ke madinah pada hari senin, tiba di madinah pada hari senin dan mengangkat Hajar Aswad pada hari senin. [HR. Ahmad no. 2506]

Al-Hafidz Ibnu Katsir menambahkan

وفيه عرج به الى السماء

Pada hari senin Baginda Rasulillah ﷺ melakukan Mi'raj kelangit. [Sirah Nabawiyah, juz 1 hal. 199]

Bait-bait syair Sayyid Muhammad Amin Kutbi diatas dijelaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitabnya, Al-I'lam Bifatawa Aimmatil A'lam Haula Maulidihi Alaihi as-Shalatu Wassalam, hal. 9. cet. DKI.